Dan ini adalah komentar saya:
Di satu sisi saya cukup prihatin, dan mohon maaf untuk agan yang masih usaha Warnet: di sisi lain saya sangat lega. Meski ada 2 sisi, tetap ane berasa lebih lega karena sudah lebih 1 tahun yang lalu meninggalkan dunia perWarnetan.
Adalah benar masa-masa top game online Indonesia dua sampai tiga tahun silam. Tergambar dari income Warnet yang notabene lebih ke user gamer ketimbang user lain. Seingat saya juga tahun 2013 adalah titik jenuh dimana Warnet saya memasuki kondisi idle. Pemasukan sudah maksimal, tidak bisa dioprek lagi karena tarif per jam yang tak bisa dinaikkan. Yang ada malah setelahnya omzet menurun seiring tambah tahun.
Data yang cukup menarik juga:
- 2014: 32 game baru, 39 game tutup
- 2015: 21 game baru, 41 game tutup
- 2016: 7 game baru, 16 game tutup
Beberapa game online yang mampu bertahan disebutkan: Point Blank, League of Legend, FIFA Online 3, Dragon Nest, Lost Saga, Cross Fire, Idol Street 2, Perfect World 2, RF Online, Rohan, Audition AyoDance, Counter-Strike Online, Touch Online, dan Xshot.
Berhubung karena saya kurang tahu kondisi yang sekarang, dari nama-nama besar yang saya lihat, mata saya langsung tertuju pada game paling krusial untuk income Warnet: POINT BLANK. Yah bagus kalau masih bisa rame, mudah-mudahan rekan-rekan yang masih usaha Warnet bisa menjaga eksistensinya dengan game-game yang punya komunitas bagus.
Di akhir-akir artikel disebutkan meski game online PC di Indonesia semakin sedikit, namun jumlah game mobile dengan fitur online sudah semakin banyak. Mengadopsi sistem global server sehingga game Indonesia bisa bermain dengan gamer di luar negeri dengan mudah. Nah! Ini dia salah satu biang keroknya: SMARTPHONE!
Lihat kondisi pasar Smartphone sekarang, gan. Parah! Xiaomi Mi4 dijual cuma 1,5jtan. Dengan harga 2,5jutaan sudah dapat spek yang mumpuni untuk game mobile. Mau bikin PC spek bagus? 4 juta gak kemana. Bahkan mungkin masih kurang. Koneksi Internet? 250rb/bulan udah dapet unlimited dari Bolt. Dengan download 20Mbps/ upload 4Mbps. Dengan kata lain, tarifnya hanya Rp. 347,-/jam. Online 24 jam sebulan penuh. Lihat kondisi sosial media sekarang. Trendingnya aplikasi live streaming seperti Bigo Live, Periscope, Youtube live stream, membuktikan orang-orang sudah memiliki koneksi internet unlimitednya sendiri.
Well.. saya tidak bisa berkata apa-apa lagi kecuali lega, lega, lega. Entah apa yang ada di benak rekan-rekan yang masih usaha Warnet saat membaca ini. Tapi kalau berkenan mungkin bisa dishare bagaimana kondisi Warnetnya saat ini biar bisa jadi bahan pertimbangan teman-teman yang lain. Kalau saya pribadi bilang: segera jual selagi masih ada harganya, beralih ke usaha lain. Kecuali agan punya duit lebih untuk dihambur-hamburkan. Kalau saya sih dulu buka Warnet memang buat cari makan. Ladangnya sudah tak cukup menghasilkan, ya sudah saya jual.
Mohon maaf jika ada yang tersinggung. Tapi tujuan blog ini kembali lagi adalah untuk membuat suatu log perjalanan Warnet yang dulu saya urus. Hingga saat ini saya sudah alih usaha pun saya akan coba menulis yang berhubungan dengan Warnet. Sejelek-jeleknya Warnet saya, tetap dia yang kasih makan saya dulu.
Mohon maaf juga jika tulisannya berantakan. Sepertinya saya sudah banyak lupa soal dunia perWarnetan. Kalau salah mohon diingatkan kembali.
No comments:
Post a Comment