June 28, 2014

Tarif Baru Listrik Mulai 1 Juli 2014

Ini dia yang ditunggu-tunggu oleh pengusaha Warnet: Kenaikan Tarif Listrik! Kalo di saya kenanya di golongan R-2 4.400VA dengan total kenaikan akan menjadi Rp. 1.352/kWh. Hitungan cepat saya sih kotornya Warnet saya bisa menghabiskan 1.000 kWh per bulannya. Terima kasih pada AC 1.5PK yang cukup rakus =). Dengan hitungan kotor ini maka saya harus sedia dana Rp. 1.352 x 1.000 kWh = Rp. 1.352.000 / bulan hanya untuk biaya listrik. Asik bukan?

TRIBUN-MEDAN.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman memastikan tarif listrik untuk enam golongan akan naik bertahap setiap 2 bulan, mulai 1 Juli 2014.
"Sudah diatur di APBN-P 2014, nggak bisa mundur lagi, tinggal tunggu revisi Peraturan Menteri ESDM nomor 4 Tahun 2014 yang akan keluar sebelum 1 Juli 2014," kata Jarman kepada wartawan di kantornya, Kamis (26/6/2014).
Berdasarkan data Kementerian ESDM, golongan yang akan terkena kenaikan tarif berikut rincian perubahan tarif tersebut adalah sebagai berikut:
(1). Untuk golongan I-3, tarif semula Rp 864 per kWh akan naik menjadi Rp 964 per kWh. Pada 1 September 2014, tarif akan naik lagi menjadi Rp 1.075 per kWh, dan per 1 November 2014 kembali naik menjadi Rp 1.200/kWh.
(2). Untuk golongan R-2 dengan 3.500 VA hingga 5.500 VA, tarif semula Rp 1.145 per kWh akan naik menjadi Rp 1.210 per kWh. Per 1 September 2014 tarif ini akan naik lagi menjadi Rp 1.279/kWh, dan per 1 November 2014 kembali naik menjadi Rp 1.352/kWh.
(3). Untuk golongan R-1 dengan kapasitas 2.200 VA, tarif semula Rp 1.004 per kWh akn naik menjadi Rp 1.109/kWh. Lalu, per 1 September 2014 naik lagi menjadi Rp 1.224/kWh, dan per 1 November 2014 kembali naik menjadi Rp 1.353/kWh.
(4). Untuk golongan R-1 dengan kapasitas 1.300 VA, tarif semula Rp 997 per kWh akan naik menjadi Rp 1.090/kWh. Per 1 September 2014, tarif ini naik lagi menjadi Rp 1.214/kWh, dan kembali naik pada 1 November 2014 menjadi Rp 1.352/kWh.
(5). Untuk golongan P-3, dari Rp 864 per kWh naik menjadi Rp 1.104/kWh. Per 1 September 2014 naik lagi menjadi Rp 1.221/kWh, lalu per 1 November 2014 kembali naik menjadi Rp 1.352/kWh.
(6). Untuk golongan P2 dengan kapasitas di atas 200 kVA, tarif semula Rp 1.062 per kWh naik menjadi Rp 1.081/kWh. Per 1 September 2014 naik lagi menjadi Rp 1.139 perkWh, lalu per 1 November 2014 kembali naik menjadi Rp 1.200 per kWh.
Khusus periode kenaikan tarif untuk industri golongan I-3 dan I-4 sudah dimulai pada 1 Mei 2014. Golongan I-3 adalah adalah industri dengan kapasitas daya listrik terpasang menengah dan non-perusahaan terbuka. Adapun golongan I-4 adalah pengguna listrik tegangan tinggi.
Periode lanjutan periodisasi kenaikan tarif untuk kedua golongan industri akan sama dengan lima kelompok lain yang baru dimulai pada 1 Juli 2014, yaitu 1 Juli-31 Agustus 2014, 1 September-31 Oktober 2014, dan 1 November 2014.
“Tahun depan akan ada adjustmen, sehingga golongan yang sudah tidak disubsidi jangan masuk ke dalam golongan subsidi lagi, meskipun harga ICP naik, dollar naik,” kata Jarman. (*)
Sumber: Tribun 

June 18, 2014

Harga Masih Jadi Prioritas Pelanggan Warnet

Baru aja publish postingan, eh, dapat kata-kata bijak: HARGA MASIH JADI PRIORITAS PELANGGAN WARNET. Ini akan coba saya terapkan untuk ke depannya. Mungkin juga seperti pembuat kue yang lebih memilih untuk mengurangi ukuran kuenya ketimbang harus menaikkan harga jualnya.

Tapi bagian apa yang bisa kita kurangi di Warnet untuk menyesuaikan harga jual kita? Lagi-lagi sebuah pertanyaan besar bagi para pebisnis warnet. Pilihannya antara lain:

  1. Hentikan penggunaan ACIni satu target saya juga. Hanya saja harus mengeluarkan dana lebih untuk membuat ventilasi ruangan yang sejak awal memang ditiadakan karena menargetkan pelanggan No-Smoking. Selain juga sebenarnya bisa membantu menjaga suhu perangkat-perangkat komputer kita.
  2. Perangkat pendukung yang "biasa-biasa" aja?Kalau yang satu ini mungkin lebih tepat untuk yang masih berniat membuka warnet (plis, ga usah buka warnet lagi). Atau mungkin untuk yang berniat menambah unit. Spesifikasi komputer tak perlu setingkat dewa. Ngelag itu tak apa yang penting tarifnya Rp. 1000/jam *ngakakgulingguling*. Tapi memang kira-kira seperti itu kenyataannya.
  3. Ambil ISP yang lebih murahJuga pilihan bandwidth yang murah-murah saja. Konon katanya untuk 10 komputer itu sudah cukup koneksi 1Mbps yang oleh Telkom Speedy dijual Rp. 485.000 tidak termasuk PPN (kota saya). Untuk kasus saya saat ini koneksi 3Mbps sudah saya bagi dua. Untuk sementara Hotpsot saya alokasikan 1Mbps. Karena menarik mendengar bisikan-bisikan pelanggan: "wuih.. kencangnya disini.. kalau di warnet xxx sana ini ngepatch bisa 5 menit lebih!" Tapi tetap saja lebih milih main disana yang lebih murah Rp. 1000.
  4. Pelit bandwidth?
    Perlukah kita berikan koneksi up-to 1Mbps per komputer? Ataukah cukup 128kbps saja? Mengingat paket bandwidth yang terpasang pun sudah sangat kecil?
Ada teman-teman yang bisa nambahin? Mungkin tidak perlu pakai headset? Atau tidak perlu pakai monitor?

Usaha Warnet 2014 (Saya) Yang Disitu-situ Aja

Sampai lupa ngepost lagi, semakin bulan semakin berat, kawan. Sudah tak tertahankan lagi.

Penghasilan Warnet Mei 2014

Akhirnya bulan lalu, Mei 2014, segala keyakinan yang saya miliki runtuh. Betapa tidak setelah perhitungan akhir bulan, ternyata Warnet saya "meraup keuntungan" luar biasa: Rp. 89.282,-. Ya, hasil yang belum juga minus =)

Total penghasilan sewa komputer hanya Rp. 2.114.000,-. Ini adalah titik terendah penghasilan sewa komputer selama 3 tahun lebih saya menekuni usaha Warnet. Rasa percaya diri saya juga berada pada titik terendah, miris melihat penghasilan Warnet yang saya rasa dirawat dengan cukup baik.

Saatnya Balik Badan

Melihat pelanggan-pelanggan lama mondar-mandir di depan Warnet langsung menggambarkan: "..ooh.. mereka main di warnet sana.." "..ooh.. mereka baru selesai main di warnet sana..". Dan kali ini rasanya sudah tak tertahankan lagi. Setelah obok-obok arsip promo dan melihat penghasilan di masa-masa jaya dulu, akhirnya saya tetapkan sebuah tarif lama yang akan mulai saya berlakukan bulan depan.

Kenapa Bisa Demikian?

Sudah jelas karena tidak adanya kebersamaan tarif yang jelas antar warnet-warnet yang sudah sangat menjamur ini. Bisa jadi untuk kasus Warnet saya ini, pelanggan lebih memilih harga murah ketimbang ke Warnet yang jelas lebih berkualitas tapi harga lebih mahal Rp. 1000. Entah apa yang terjadi dengan Warnet-warnet lain ini, tapi saya sangat merasakan beratnya beban kebutuhan hidup sehingga sempat memutuskan menaikkan harga ke Rp. 4000/jam. Sering saya berpikir: "Apa mereka gak ngitung ya?" .

Kehabisan Modal

Dana pegangan pun semakin cekak. Canopy teras Warnet sudah rapuh dan bolong-bolong. Tagihan Warnet menunggu. Oh, mirisnya usaha Warnet saat ini semiris usaha Wartel dulu kala, mungkin. Bahkan saya sudah menjual 4 unit komputer bulan lalu untuk mengembangkan Hotspot yang untungnya sudah berjalan dan sudah mulai ada pembeli voucher.

Kenaikan Listrik Lagi

Tak lupa bulan depan tarif listrik akan mengalami kenaikan lagi seperti yang sudah muncul di berita-berita. Saatnya mencuri listrik? Bisa jadi..

Maaf, Ini Postingan Galau

Terima kasih teman-teman yang udah meyakinkan saya saat menaikkan tarif jadi Rp. 4000/jam. Ternyata saya harus balik badan, teman. Juga terima kasih teman-teman yang menertawakan saya karena mencoba melawan arus pasar. Ternyata saya akhirnya memang harus balik badan (mudah-mudahan ada teman-teman lain yang lebih berhasil). Tapi memang inilah inti dari blog Log Warnet ini. Agar saya dan teman-teman bisa saling bertukar pikiran. Mencari jawaban akan pertanyaan paling besar kita para pengusaha Warnet saat ini: Masih menguntungkankah bisnis warnet? Saya sedikit geli karena akhirnya saya harus kembali lagi ke tarif lama 2010 di Rp. 3000/jam. Bahkan tarif "jadul" warnet tak segitu murahnya (baca: awal kemunculan warnet itu ada di range Rp. 5000-6000 di kota saya. Mungkin sekitar tahun 1998 jamannya MIRC).

Sekian dulu laporan langsung dari TKP. Salam 20 jari untuk kita semua (bukan kampanye ya)

June 4, 2014

Nice, Gan! Listrik Naik Lagi 1 Juli 2014

Masih belum puas dengan kenaikan listrik 15% tahun 2013 lalu, lagi-lagi muncul berita kenaikan listrik lagi. Asik nih buat Warnet =)
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah kembali akan menaikkan tarif listrik untuk 6 golongan, baik pemerintah, rumah tangga, maupun industri. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, kenaikan tersebut diberlakukan mulai 1 Juli 2014 mendatang.

Jero menjelaskan, apabila tarif listrik tidak dinaikkan, maka anggaran subsidi listrik dapat terus membengkak. "Kalau tidak dinaikkan, maka PLN bisa kekurangan dana. Kalau PLN mati, mereka tidak bisa menambah pelanggan baru karena ada 4 juta pelanggan yang punya rumah baru belum terpasang listrik," kata Jero di Gedung DPR, Selasa (3/6/2014).

Untuk sektor rumah, golongan rumah tangga berdaya 1.300, 2.200, 3.500, hingga 5.000 volt ampere (VA), masing-masing akan ditetapkan kenaikan sebesar rata-rata 11,36 persen, 10,43 persen, dan 5,70 persen.

Kenaikan tersebut dilakukan bertahap setiap 2 bulan yang direncanakan per 1 Juli 2014. Dengan kenaikan itu, penghematan subsidi diharapkan masing-masing Rp 1,84 triliun, Rp 0,99 triliun, dan Rp 0,37 triliun.

"Yang 1.300 ke atas ini kan (secara ekonomi) sudah relatif mampu, apalagi yang 6.000 sudah naik (tarif listriknya). Yang sedang saya hitung yang 3.500 mau kita naikkan juga," ujar Jero.

Adapun untuk industri I-3 non-go public, tarif listrik akan dinaikkan secara bertahap rata-rata 11,57 persen setiap 2 bulan mulai 1 Juli 2014. Diperkirakan akan berpengaruh terhadap penghematan subsidi listrik sebesar Rp 4,78 triliun.

Sementara itu, kenaikan untuk golongan pemerintah P-2 atau di atas 200 kVA akan dilakukan bertahap rata-rata 5,36 persen setiap 2 bulan mulai 1 Juli 2014. Penghematan subsidi listrik diperkirakan mencapai Rp 0,10 triliun.

Untuk golongan penerangan jalan umum P-3 kenaikan tarif dilakukan bertahap rata-rata 10,43 persen setiap 2 bulan mulai 1 Juli 2014. Rp 0,43 triliun subsidi listrik diharapkan dapat dihemat.
Dengan kenaikan tarif listrik tersebut, Jero mengharapkan ada penghematan listrik.
Sumber: Kompas.com