February 22, 2014

Menerima Buangan Dari Warnet Tetangga?

Gambar hanya sebuah ilustrasi

Roda selalu berputar, Bumi selalu berputar, dan yang mutar-mutar lainnya. Diatas gunung masih ada gunung, dan pepatah sejenisnya. Dulu setahun buka saya sempat monopoli disini (biar agak keren aja). Maksudnya sekitar sini cuma ada Warnet saya dan satu Warnet yang kebetulan juga sudah menjelang tutup. Setahun sebelumnya memang ada Warnet yang sudah buka lebih dulu, tapi memang jarang ada yang mau main disana karena kabarnya sering terjadi kehilangan id, Operator yang sering tidur, dan entah apalagi.

Dulu tarif awal saya sistem flat Rp. 3000/jam. Tidak ada bonus, member, paket, tapi kondisi saat itu cukup mengharukan bagi saya karena baru saja mencoba berbisnis pertama kali dan langsung sukses berat. Jarak warnet terdekat lainnya membutuhkan berjalan kaki selama setengah jam. Yang menurut saya cukup jauh.

Dan kini di Rp. 4000/jam, sayapun seperti terjun ke jurang (kiasan aja). Tadi pagi warnet saya kedatangan 4 bocah yang sambil berbisik-bisik mengatatakan: "Disana belum buka!" "Tadi abang itu ada, tapi masih dibersihin!". Yang saya artikan bahwa Warnet saya saat ini menjadi tempat buangan. Buangan dari Warnet sekitar yang mungkin masih tutup, sedang dibersihkan, sedang tidur? Tapi hey.. mereka tetap bisa bermain dengan tarif Rp. 4000/jam tuh.

Itulah uniknya pelanggan anak-anak, bahwa sebenarnya uang yang mereka miliki cukup, tapi kalau ada yang murah (walaupun ngelag) kenapa main di tempat yang mahal? Yang pasti Warnet saya masih megang user-user kawakan yang rata-rata SMA. Pelanggan-pelanggan lama yang biasanya main tak pernah dibawah 2 jam. Sementara saya akan jaga user-user terbaik ini. Mainnya banyak, tidak berisik, makai peralatan pun tidak kasar.

Tapi.. yang buangan juga diterima koq =)

No comments:

Post a Comment