Ditambah sepinya warnet belakangan ini gara-gara kenaikan tarif yang saya berlakukan, jualan snack dan minuman ini membuat saya berang. "Kehilangan" yang ternyata penyebabnya adalah dari keluarga sendiri ini tak bisa saya terima lagi. Dan sekarang saya hanya punya 2 opsi: stop menjual atau mengatakan langsung pada "pelaku".
Masalah klasik: keluarga. Dan sebenarnya bukan keluarga inti. Warnet saya menumpang di rumah keluarga yang kebutuhan bulanannya disuplai setiap bulan oleh orangtua saya. Sampai saat ini, selama 3 tahun memang saya tidak dipusingkan dengan pembayaran sewa tempat. Bahkan di awalpun modal cukup besar dikeluarkan untuk membangun ruangan 6x5 meter ini. Perlukah saya membayar sewa tempat?
Sejak dulu saya selalu saja dipusingkan penjualan snack dan minuman ringan ini. Pernah dulu menjual minuman gelas yang harga Rp. 500. Lakunya minta ampun, kotak baru minimal sebanyak 2 karton terbuka untuk mengisi ke dalam kulkas. Tapi di laporan keungan saya menemukan keganjilan yang akhirnya membuat saya menghentikan penjualan seluruh makanan dan minuman ringan yang berharga Rp. 500. Buat apa laku keras tapi tak menguntungkan? Bahkan tadinya saya sempat berpikir: sudahlah tak apa, tetap saja harus ada makanan & minuman ringan sebagai salah satu fasilitas warnet.
Bagaimana menurut anda? Jika berada di posisi saya, apa yang akan anda lakukan?
tidak menjual makanan dan minuman ringan.. capek hati bos..
ReplyDelete